Jiwaku mengembara di lembah harapan
diantara bau busuk kemunafikan
dan limbah kata para pendusta
Hari-hari
kuhabiskan diantara debu jalanan
dan asap nurani yang hangus terbakar keserakahan
resah, sunyi
mengiris-irisku lagi
tentu saja tanpamu
kau hanya sosok imajinerku
yang ada dalam belantara kataku